Memang yang namanya penyesalan datang selalu di akhir. Tak pernah menyangka sebelumnya saya akan bertemu laki-laki seperti itu. Awalnya sangat baik, perhatian, sampai rela mengantarkan obat dan makanan untuk saya sewaktu saya sakit. Oke, jujur saya kasihan dan mencoba membuka hati saya untuk dia. Saya berusaha membalas kasih sayang dia. Saya sempat kagum dengan perilaku dia. Dia juga lelaki yang taat dengan agama, lelaki yang berasal dari keluarga yang sangat kental dengan agama islam. Dia yang mengajarkan saya cara berpakaian yang benar, memakai rok, memakai jilbab yang benar, dan banyak pelajaran agama yang dia ajarkan kepada saya. Namun satu hal yang saya sesali yaitu dia sangat pintar menutupi kebohongan dia. Suatu ketika bertemu teman-temannya di kampus, temannya menyebut saya dengan nama cewek lain. Dan saya curiga, mengapa temannya menyangka saya cewek itu. Saya pun menanyakan hal tersebut dengannya. Tapi dia hanya menjawab "itu cewek suka sama aku, dia mirip sama kamu". Awalnya percaya, namun hal tersebut sudah terjadi berulang kali ketika saya bertemu dengan temannya yang lain. Sungguh benar-benar curiga, dan akhirnya saya cari tahu tentang cewek itu. Pengen nangis rasanya, melihat semuanya. Ternyata cewek itu pacar dia. Memang mereka sudah menjadi mantan, tapi apakah wajar sudah jadi mantan sering bertemu dan jalan seperti orang yang masih pacaran???Sungguh kaget dan saya pun langsung menanyakan hal tersebut dengannya. Berbagai alasan dia keluarkan dan aku pun memberikan kesempatan lagi dengannya.
Kesempatan itu saya berikan hanya untuk menyadarkan dia agar menjadi laki-laki yang bisa menghargai kasih sayang orang lain. Namun, hal itu percuma. Dia selalu membohongi saya dan saya pun tahu kalau dia itu berbohong. Tapi saya hanya berpura-pura untuk tidak mengetahuinya. Saya hanya menunggu waktu yang tepat untuk membongkar kebohongannya. Kesabaran aku pun sampai ke titik puncak, dengan rasa yang sulit di tahan lagi akhirnya aku membongkar semuanya dan bercerita kepada cewek itu. Saya berbicara baik-baik dengan cewek itu, namun respon cewek itu sangat tidak sopan. Yah, ternyata cewek sama cowoknya sama aja kelakuannya. Dan setelah tahu semuanya, akhirnya mereka balikan. Bagi saya tidak masalah. Tapi suatu ketika cewek itu tiba-tiba baik. Telpon dan sering sms saya. Bahkan cowoknya pun juga masih mengharapkan saya. Padahal sebelumnya dia bilang jangan ganngu hidup dia dan ceweknya. Tapi, nyatanya dia kemakan dengan omongannya sendiri. Sampai-sampai saya di adu domba kalau saya yang selalu mengganggu dan mempengaruhi ceweknya. Saya tidak terima, jelas-jelas cewek dia yang mengganggu kehidupan saya. Padahal, saya udah bilang sama mereka kalau saya sudah bertunangan. Maksudnya sih, biar mereka tahu kalau saya tidak mengganggu mereka karena saya sudah punya kehidupan saya sendiri. Namun, cowok itu selalu mengganggu saya dengan selalu menelpon dan sms saya. Jujur saya muak. Pernah suatu ketika dia datang tiba-tiba dan meminta maaf kepada saya. Dia mengakui kesalannya dan menyesal telah melakukan ini kepada saya. Tapi semuanya percuma. Karena saya sudah tahu maksud dan tujuan dia. Usut punya usut dia hanya memanfaatkan saya agar nilai statistiknya bagus. Karena saya sering membantu dia mengerjakan tugas kuliahnya. Sungguh baru kali ini dimanfaatin cowok...ckckckckck...
Dan sampai sekarang dia pun menyesal. Tapi percuma, saya sudah tidak peduli. Mau dia sebaik apapun. Sekali di bohongin saya tidak akan percaya lagi. Biarkan dia sadar dengan kelakuannya yang sudah menyia-nyiakan orang yang pernah sayang sama dia.
Intinya jangan mudah percaya sama kebaikan orang, tetapi harus bisa mengetahui isi hatinya.
Buat teman-teman, berhati-hatilah, semoga bisa menjadi pelajaran dari pengalaman saya ini.